4 Jan 2008

UGD Again

Kemarin malam kali kedua aku masuk UGD karena Nyeri Haid (istilahnya dysmenorrhoea), yang pertama dulu sekitar bulan April 2007. Waktu itu diagnosis Dr. Aloysius SpOG, aku diduga menderita Endometriosis, hal ini karena dari beberapa kali USG tak pernah ada yang aneh di rahimku. Jadi yang paling mungkin memang Endometriosis (Endometriosis adalah suatu keadaan dimana endometrium berada di luar tempat yang seharusnya, yaitu di dalam rongga rahim -Tabloid Nova), Masalahnya kepastian Endometriosis hanya bisa diketahui dengan operasi Laparoskopi (salah satu cara untuk melihat isi perut secara langsung dan melakukan operasi kecil di dalamnya). Untuk sementara aku diberi terapi hormon dengan obat selama 2 bulan. Karena si Endometriosis ini hidup dengan hormon estrogen, maka obat tadi berfungsi menekan hormon estrogenku dan sedikit mengacaukan siklus haidku (Efek sampingnya saat terapi ini suaraku jadi lebih berat). Harapannya, dengan begitu sel - sel endometriosis tadi akan berkurang.

Ok, balik ke kejadian hari ini. Ditengah - tengah aktivitas olahragaku di tempat fitnes, aku merasa kembali rasa sakit menusuk - nusuk di bagian kanan perutku. Rasa sakit ini memang sudah timbul sejak hari Senin kemarin dan kusangka akan segera hilang mengingat masa haid-ku akan segera usai. Namun ternyata sore ini sakitnya tak tertahan lagi, aku pergi ke klinik kantor dan disuntik penghilang sakit. Bukannya berkurang, sakitnya semakin menjadi saat aku kembali ke ruangan rcd. Melihat aku semakin kesakitan, teman - teman rcd berinisiatif mengantarku ke rumah sakit. Sekitar jam 7.30 malam kami sampai di RS Tebet, ditemani Galuh, Riku dan Lia aku masuk ruang UGD. Disana aku kembali disuntik penghilang sakit, lalu kemudian aku dirujuk ke dokter kandungan. Setelah kuceritakan histori sakitku ini, lalu si dokter berkata 'Cuma satu obatnya'. Langsung saja kupotong dengan kata 'Nikah?', kalimat 'Nanti kalo udah nikah juga sembuh' hampir selalu kudengar setiap kali aku diperiksa oleh dokter kandungan sejak SMU dulu. Eh, tapi ternyata kali ini si dokter menggeleng sambil tersenyum. 'Bukan nikah, tapi HAMIL' lanjut si dokter. 'Terserah kamu nikah atau enggak, yang penting HAMIL' lanjutnya lagi. Yaelah dok.....

Dari beberapa dokter memang aku pernah dijelaskan bahwa cara paling alami untuk menghilangkan Endometriosis memang dengan hamil. Saat hamil hormon estrogen digantikan oleh hormon progesteron, sehingga sel - sel tadi akan mati sendirinya. Cuma dokter di RS Tebet ini sempat mengingatkan 'Obat yang paling ampuh memang hamil, tapi biasanya penderita Endometriosis susah untuk hamil'. Sempat ciut juga dengernya, tapi toh kalo memang itu terjadi Insya Allah aku siap menjalani laparoskopi. Lagipula bukankah tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah SWT? Semoga saja setelah menikah nanti, aku tidak lagi menderita nyeri haid yang amat sangat ini... Amin...


2 komentar:

Dupanus Salazar mengatakan...

hmm.. ngeri juga. semoga cepat sembuh deh, ni rika.

Anonim mengatakan...

Semangat Rik.. Maret akan segera tiba..dan sakitmu pun akan segera berakhir.. =)

Posting Komentar